Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID melalui anak usahanya PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), berupaya memenuhi kebutuhan aluminium dalam negeri. Upaya ini dilakukan dengan melaksanakan injeksi bauksit perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menjelaskan bauksit masih mampu memenuhi kebutuhan produksi aluminium hingga 19 tahun.
“Tetapi kita tidak tinggal diam. Kita terus eksplorasi. Dengan produksi kita ganti cadangan minimal rasionya kita terpelihara,” kata dia usai peresmian injeksi bauksit perdana SGAR Fase 1 PT Borneo Alumina Indonesia, di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024).
Untuk memproduksi 1 jula ton alumina ini dibutuhkan bahan baku 3,3 juta ton bauksit per tahun. Setelah fase 1 ini, perusahaan akan melanjutkan untuk mengerjakan proyek fase kedua dengan kapasitas produksi alumina juga sebesar 1 juta ton per tahun.
Untuk itu, pihaknya pun memohon dukungan pemerintah daerah untuk memperlancar investasi di fase berikutnya ini, baik dari sisi perizinan, pembebasan lahan, dan sebagainya.
Perlu diketahui, bauksit merupakan sumber bahan baku utama sebelum diproses menjadi aluminium. Prosesnya, bauksit diolah di smelter menjadi alumina, kemudian diproses lagi menjadi produk dengan nilai tambah lebih besar menjadi aluminium.
Adapun rasio pengolahan mineral bijih bauksit hingga menjadi alumina dan aluminium yakni 1 ton aluminium membutuhkan 2 ton alumina, sedangkan 2 ton alumina tersebut membutuhkan 6 ton mineral bijih bauksit.
Lebih lanjut injeksi mineral bijih bauksit merupakan rangkaian pertama dalam proses produksi alumina dengan target produksi alumina pertama yang direncanakan pada bulan November 2024. Proses commissioning atau uji coba akan dilakukan bertahap dengan kenaikan produksi bertahap atau ramp up production hingga Desember 2024.
Sebagai informasi smelter aluminium Inalum saat ini memiliki kapasitas produksi aluminium hingga sebesar 275.000 ton per tahun yang seluruhnya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan aluminium domestik.
Namun kebutuhan aluminium dalam negeri saat ini mencapai 1,2 juta ton per tahun dan sejak tahun 2018 hingga tahun 2023, pemenuhan aluminium dalam negeri masih didominasi oleh produk impor dengan porsi impor sebesar 56% dan pasokan dari Inalum sebesar 44% pada tahun 2023.