Sejumlah petugas KPU D Belu sedang memasukan sejumlah logistik ke dalam kotak di gudang logistik KPU Belu di Kota Atambua, ANTARA/Kornelis Kaha
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur memprioritaskan pendistribusian logistik pilkada ke tempat pemungutan suara (TPS) yang lokasinya sulit dijangkau atau terpencil
“Kami sudah susun jadwal pendistribusian logistik dilakukan dua kali di wilayah Kabupaten Belu, yakni di tanggal 25 dan tanggal 26 November,” kata Ketua KPU Belu Yohanes Seven A Palla ketika dihubungi dari Kupang, Senin.
Dia mengatakan hal ini berkaitan dengan kesiapan KPU Belu menyukseskan pelaksanaan Pilkada serentak pada 27 November mendatang di wilayah yang berbatasan langsung dengan Timor Leste itu.
Seven mengatakan bahwa ada kurang lebih lima kecamatan di wilayah tersebut yang dianggap terpencil dan memang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.
Untuk lima kecamatan tersebut adalah Kecamatan Lamaknen Selatan, Kecamatan Lamaknen, Kecamatan Raimanuk, Kecamatan Raihat dan Kecamatan Nanaet Duabesi.
Dari lima kecamatan itu, wilayah Kecamatan Lamaknen Selatan yang paling jauh dan akses masuk ke TPS di daerah itu harus dengan berjalan kaki dan harus melewati sungai.
“Lima kecamatan itu kami jadwalkan untuk pendistribusian logistik pada tanggal 25 November,” ujar dia.
Sementara pada 26 November atau H-1 pencoblosan, pendistribusian logistik akan dilakukan ke TPS di dalam kota dan beberapa kecamatan yang TPS-nya mudah dijangkau.
Lebih lanjut, kata dia, untuk mengantisipasi terjadinya hujan saat proses pendistribusian logistik, khususnya ke daerah yang terpencil, Seven mengaku sudah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan serta desa dan RT/RW untuk membantu jika terjadi sesuatu dengan proses pendistribusian logistik.
“Di sini memang sudah mulai hujan, tetapi kita berharap agar mulai tanggal 25 sampai 27 November tidak ada hujan atau cuaca buruk sehingga semuanya berjalan dengan lancar, “ tambah dia.