Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pertemuan Roundtable Luncheon yang diselenggarakan oleh US-ASEAN Business Council (US-ABC) di Washington D.C, Kamis (21/11/2024) (ANTARA/HO-Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, Indonesia siap untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi serta investasi berkelanjutan dengan Amerika Serikat (AS).
Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara kunci pada pertemuan Roundtable Luncheon yang diselenggarakan oleh US-ASEAN Business Council (US-ABC) di Washington D.C.
“Ekonomi Indonesia tumbuh kuat sebesar lima persen pada semester awal 2024. Tingkat pertumbuhan ekonomi didorong oleh inflasi yang rendah dan terkendali dalam kisaran target, serta rasio utang terhadap PDB juga terkendali. Kondisi ini memberikan dasar yang kuat bagi stabilitas ekonomi nasional,” ujar Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Beberapa perusahaan besar turut hadir dalam pertemuan tersebut, antara lain FedEx, ExxonMobil, S&P Global, BP, dan Freeport-McMoRan. Selain memperkenalkan diri, berbagai perusahaan juga turut berinteraksi dalam dialog strategis untuk meningkatkan atau memperluas ekspansi dalam kerja sama ekonomi dengan Indonesia termasuk dalam investasi dan perdagangan.
Senior Vice President (Policy) US-ABC Marc Mealy, menyampaikan keyakinannya bahwa kerja sama ekonomi antara AS dan Indonesia akan semakin berkembang pada masa mendatang.
Pergantian pemerintahan di kedua negara diharapkan akan membawa angin segar yang membuka peluang baru untuk memperkuat hubungan bilateral dan memperluas hubungan bisnis di berbagai sektor.
Dalam paparannya, Airlangga menyampaikan optimisme terhadap penguatan hubungan antara komunitas bisnis Indonesia dan Amerika Serikat.
Dirinya juga menjabarkan perkembangan terbaru ekonomi Indonesia, prioritas pemerintahan baru, dan strategi pemerintah menuju Indonesia Emas 2045.
Dia menekankan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap terjaga di tengah-tengah dunia yang menghadapi tantangan ekonomi global, seperti fragmentasi geo-ekonomi, lonjakan harga akibat ketegangan geopolitik, serta suku bunga tinggi yang memperburuk beban utang.
Berbagai perusahaan yang hadir memberikan perhatian pada kebijakan Presiden Prabowo yang memberikan perhatian pada sektor pangan, energi baru terbarukan, dan hilirisasi industri.
Terdapat berbagai potensi kerja sama dalam peningkatan produktivitas pangan, di mana pemerintah mencanangkan program food estate, pengembangan lahan sawah untuk tanaman padi, dan industri gula.
Terdapat pula potensi kerja sama di bidang energi baru terbarukan, seperti hydropower, geothermal, carbon capture and storage, dan small modular reactor, yang dapat membantu Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emission.
Terkait percepatan hilirisasi industri, pertemuan mencatat berbagai pencapaian penting pada tahun 2024, antara lain dimulainya operasional fasilitas baterai EV terbesar di Asia Tenggara dan fasilitas pengolahan tembaga lini tunggal terbesar di dunia.
“Pencapaian ini menjadi langkah penting dalam memperkuat daya saing industri Indonesia di tingkat global dan mendorong transformasi ekonomi yang lebih berkelanjutan,” ucapnya.