Konflik Israel dan Palestina masih berlangsung dan terus memakan korban jiwa. Terbaru, 12 orang yang tewas dalam serangan roket Dataran Tinggi Golan.
Israel menuduh Hizbullah terlibat dalam sebuah serangan yang memicu eskalasi besar. Di antara korban yang tewas ada anak-anak dan remaja.
Mengutip CNN International, sekitar 12 orang, termasuk anak-anak, tewas ketika beberapa roket menghantam sebuah desa di Dataran Tinggi Golan pada hari Sabtu sebagai buntut dari serangan paling mematikan sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Israel mengatakan telah mengidentifikasi sekitar 30 proyektil yang menyeberang dari Lebanon ke wilayah Israel dan menyalahkan kelompok militan Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah, atas serangan tersebut.
Insiden ini telah meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi besar dalam konflik yang telah berlangsung lama di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon. Beberapa politisi Israel menuntut pembalasan meskipun Hizbullah telah membantah atas penembakan roket-roket tersebut.
Seperti diketahui, Israel dan Hizbullah telah saling tembak melintasi garis demarkasi selama hampir 10 bulan dengan keganasan yang semakin meningkat. Bahkan, sebelum serangan hari Sabtu, para pemimpin regional telah memperingatkan bahwa konflik tersebut telah mencapai titik didih.
Selain 12 korban tewas, sedikitnya 29 orang terluka dalam serangan di Majdal Shams, sebuah desa di Dataran Tinggi Golan utara yang dikuasai Israel dan merupakan rumah bagi komunitas Druze.
Sekitar 20.000 orang Arab Druze tinggal di Dataran Tinggi Golan, wilayah yang direbut Israel dari Suriah pada tahun 1967 selama Perang Enam Hari dan dianeksasi pada tahun 1981. Kawasam tersebut dianggap sebagai wilayah pendudukan di bawah hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB. Daerah ini merupakan rumah bagi sekitar 50.000 pemukim Yahudi Israel dan Druze.
Sebagian besar orang Druze di sana mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Suriah dan telah menolak tawaran kewarganegaraan Israel.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan, di antara lokasi yang terkena serangan itu adalah lapangan sepak bola tempat anak-anak dan remaja bermain. Menurutnya, serangan paling mematikan terhadap warga sipil Israel sejak 7 Oktober.
“Ini adalah insiden yang sangat serius dan kami akan bertindak sesuai dengan itu,” katanya, dikutip Minggu (28/7).
Hagari mengatakan bahwa roket yang menghantam lapangan sepak bola itu adalah roket Falaq 1 Iran yang membawa hulu ledak seberat 50 kg. “Ini adalah model yang hanya dimiliki oleh Hizbullah, dan malam ini telah menyebabkan kematian 12 anak laki-laki dan perempuan,” imbuhnya.
Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa Ia mempersingkat kunjungannya ke Amerika Serikat selama beberapa jam dan kembali ke Israel karena serangan tersebut. Bahkan, dia mengatakan bahwa akan segera mengadakan rapat kabinet keamanan sekembalinya ke Israel.
Dia mengaku terkejut dengan serangan tersebut. “Saya dapat mengatakan bahwa Negara Israel tidak akan tinggal diam mengenai hal ini. Kami tidak akan mengesampingkan hal ini dari agenda,” katanya.
Dalam sebuah pernyataan terpisah sebelumnya, kantor Netanyahu mengatakan bahwa perdana menteri menegaskan bahwa Hizbullah akan membayar harga yang mahal untuk (serangan) yang belum mereka bayar selama ini.